Herd Immunity Nabawi
لقد خشيت على نفسي
"Sungguh aku mengkhawatirkan diriku" kata Rasulullah Saw kepada Khadijah selepas pertemuan perdana beliau dengan Jibril as.
Tahukah anda apa yang dikatakan oleh Khadijah Binti Khuwailid Ra untuk menenangkan suaminya yang panik dan gemetar saat itu?
كلا والله، ما يخزيك الله أبدا، إنك لتصل الرحم وتحمل الكل وتكسب المعدوم وتقري الضيف وتعين على نوائب الحق
"Demi Allah tidak! Allah tidak akan menelantarkan anda selamanya, karena anda adalah orang yang senang menyambung silaturahim, menanggung beban orang lain, membantu kaum lemah, memuliakan tamu dan giat menegakkan kebenaran" [ Ar Rahiiq Al Makhtum, Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfury: hal; 75]
Saat #virus ini sudah mendunia dan dalam konteks Indonesia sudah menasional, sedangkan pemerintah memilih untuk tidak melakukan lockdown atau #karantina #wilayah, maka banyak orang menjadi panik.
Kepanikan itu bisa kita lihat dari inisiatif warga di kampung-kampung untuk melakukan #local #lockdown yang saya tidak tahu dasar hukum dan efektivitasnya.
Kita juga menyaksikan sebagian warga mengusir para petugas medis yang hendak menguburkan jenazah korban #covid 19, bahkan ada yang melempari ambulan dengan batu.
Tentu ini tindakan yang tak beradab dan terlalu paranoid dengan korban yang semestinya kita bantu dan kita support.
Kasihan korban dan keluarganya yang ditinggalkan. Bukankah semestinya mereka kita hibur, bukan malah diperlakukan seperti itu?!
Apakah korban covid ini lebih hina daripada jenazah penderita Aids/HIV? Aatau apakah lebih radikal daripada terduga teroris yang juga pernah ditolak oleh warga?
Padahal kecemasan dan kepanikan berlebihan seperti ini bisa menurunkan imunitas tubuh kita. Sedangkan imunitas tubuh yang prima adalah modal terbaik untuk melawan virus ini. Begitu kata para ahli medis, kalau saya tidak salah dengar.
Ketika pemerintah memilih opsi menolak lockdown maka kita sebagai warga harus siap-siap dengan menjaga stamina dan imunitas kita sendiri. Orang-orang Barat mengistilahkannya dengan "herd immunity" alias imunitas mandiri.
Jika orang-orang Barat berbicara tentang herd immunity dengan basis kurikulum puskesmas seperti makan makanan yang bergizi dll, maka saya ingin memperkenalkan Herd Immunity berbasis kurikulum Nabawi.
Amal-amal yang disebutkan oleh Khadijah sebagaimana telah kami sampaikan diatas adalah amalan-amalan yang bisa mendatangkan imunitas dari langit; sebuah jaminan yang datang dari Allah SWT. Orang-orang yang gemar melakukan kebajikan, tidak akan dibiarkan telantar.
Ternyata, apa yang disampaikan oleh Khadijah itu selaras dengan sabda Nabi sendiri.
Diantara sabda Nabi Saw yang terkait dengan tema ini adalah hadist riwayat At Tirmidzi bahwa Rasulullah Saw bersabda;
إن الصدقة تطفئ غضب الرب وتدفع ميتة السوء
"Sesungguhnya sedekah mampu memadamkan murka tuhan dan menolak kematian yang buruk"
Dalam hadist riwayat Ath Thobroni, Rasulullah Saw juga bersabda;
إن صدقة المسلم تزيد في العمر وتمنع ميتة السوء ويذهب الله بها الكبر والفخر
"Sesungguhnya sedekah seorang muslim menambah panjang usianya, mencegah kematian yang buruk dan Allah swt berkenan menghilangkan dengan nya sifat sombong dan angkuh"
Nabi Saw juga bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Ath Thabrani;
صنائع المعروف تقي مصارع السوء والصدقة خفيا تطفئ غضب الرب وصلة الرحم تزيد في العمر
"Perbuatan-perbuatan yang baik mampu menghindarkan dari kematian yang buruk, sedangkan sedekah secara rahasia mampu memadamkan murka tuhan dan silaturrahim bisa memanjangkan usia"
Demikianlah; sedekah, silaturrahim dan amal-amal shalih yang kita lakukan adalah basis imunitas nabawi yang lisensinya datang langsung dari Allah swt.
Maka dalam kondisi seperti ini, justru kami mengajak muhsinin/muhsinat dan dermawan/dermawati untuk berbagi dengan saudara-saudara kita yang terhimpit kesulitan dan terputus jalur ekonominya karena wabah ini.
Wallahu a'lam...
SAF Klaten
لقد خشيت على نفسي
"Sungguh aku mengkhawatirkan diriku" kata Rasulullah Saw kepada Khadijah selepas pertemuan perdana beliau dengan Jibril as.
Tahukah anda apa yang dikatakan oleh Khadijah Binti Khuwailid Ra untuk menenangkan suaminya yang panik dan gemetar saat itu?
كلا والله، ما يخزيك الله أبدا، إنك لتصل الرحم وتحمل الكل وتكسب المعدوم وتقري الضيف وتعين على نوائب الحق
"Demi Allah tidak! Allah tidak akan menelantarkan anda selamanya, karena anda adalah orang yang senang menyambung silaturahim, menanggung beban orang lain, membantu kaum lemah, memuliakan tamu dan giat menegakkan kebenaran" [ Ar Rahiiq Al Makhtum, Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfury: hal; 75]
Saat #virus ini sudah mendunia dan dalam konteks Indonesia sudah menasional, sedangkan pemerintah memilih untuk tidak melakukan lockdown atau #karantina #wilayah, maka banyak orang menjadi panik.
Kepanikan itu bisa kita lihat dari inisiatif warga di kampung-kampung untuk melakukan #local #lockdown yang saya tidak tahu dasar hukum dan efektivitasnya.
Kita juga menyaksikan sebagian warga mengusir para petugas medis yang hendak menguburkan jenazah korban #covid 19, bahkan ada yang melempari ambulan dengan batu.
Tentu ini tindakan yang tak beradab dan terlalu paranoid dengan korban yang semestinya kita bantu dan kita support.
Kasihan korban dan keluarganya yang ditinggalkan. Bukankah semestinya mereka kita hibur, bukan malah diperlakukan seperti itu?!
Apakah korban covid ini lebih hina daripada jenazah penderita Aids/HIV? Aatau apakah lebih radikal daripada terduga teroris yang juga pernah ditolak oleh warga?
Padahal kecemasan dan kepanikan berlebihan seperti ini bisa menurunkan imunitas tubuh kita. Sedangkan imunitas tubuh yang prima adalah modal terbaik untuk melawan virus ini. Begitu kata para ahli medis, kalau saya tidak salah dengar.
Ketika pemerintah memilih opsi menolak lockdown maka kita sebagai warga harus siap-siap dengan menjaga stamina dan imunitas kita sendiri. Orang-orang Barat mengistilahkannya dengan "herd immunity" alias imunitas mandiri.
Jika orang-orang Barat berbicara tentang herd immunity dengan basis kurikulum puskesmas seperti makan makanan yang bergizi dll, maka saya ingin memperkenalkan Herd Immunity berbasis kurikulum Nabawi.
Amal-amal yang disebutkan oleh Khadijah sebagaimana telah kami sampaikan diatas adalah amalan-amalan yang bisa mendatangkan imunitas dari langit; sebuah jaminan yang datang dari Allah SWT. Orang-orang yang gemar melakukan kebajikan, tidak akan dibiarkan telantar.
Ternyata, apa yang disampaikan oleh Khadijah itu selaras dengan sabda Nabi sendiri.
Diantara sabda Nabi Saw yang terkait dengan tema ini adalah hadist riwayat At Tirmidzi bahwa Rasulullah Saw bersabda;
إن الصدقة تطفئ غضب الرب وتدفع ميتة السوء
"Sesungguhnya sedekah mampu memadamkan murka tuhan dan menolak kematian yang buruk"
Dalam hadist riwayat Ath Thobroni, Rasulullah Saw juga bersabda;
إن صدقة المسلم تزيد في العمر وتمنع ميتة السوء ويذهب الله بها الكبر والفخر
"Sesungguhnya sedekah seorang muslim menambah panjang usianya, mencegah kematian yang buruk dan Allah swt berkenan menghilangkan dengan nya sifat sombong dan angkuh"
Nabi Saw juga bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Ath Thabrani;
صنائع المعروف تقي مصارع السوء والصدقة خفيا تطفئ غضب الرب وصلة الرحم تزيد في العمر
"Perbuatan-perbuatan yang baik mampu menghindarkan dari kematian yang buruk, sedangkan sedekah secara rahasia mampu memadamkan murka tuhan dan silaturrahim bisa memanjangkan usia"
Demikianlah; sedekah, silaturrahim dan amal-amal shalih yang kita lakukan adalah basis imunitas nabawi yang lisensinya datang langsung dari Allah swt.
Maka dalam kondisi seperti ini, justru kami mengajak muhsinin/muhsinat dan dermawan/dermawati untuk berbagi dengan saudara-saudara kita yang terhimpit kesulitan dan terputus jalur ekonominya karena wabah ini.
Wallahu a'lam...
SAF Klaten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar